Senin, 24 Juni 2019

CINTA KEPADA YATIM DAN DHUAFA






CINTA KEPADA YATIM DAN DHUAFA

Dalam Al-Qur’an surat Al- Ma’un ayat 2-3 kita diingatkan untuk menyayangi anak yatim dan menyantuni orang miskin, ini juga sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa menyantuni anak yatim, dia berada di surga bersamaku seperti ini (Rasulullah mempersandingkan jari telunjuk beliau dengan dan jari tengah).”

Maksudnya adalah hidup berdampingan dengan Rasulullah SAW di surga. Sebenarnya apa yang menyebabkan Islam begitu mengistimewakan mereka, sehingga harus kita perhatikan, harus kita cintai.

Memerlukan Perhatian dan Kasih Sayang

Anak yatim adalah generasi penerus sama seperti anak-anak yang lainnya. Yang membedakannya, anak yatim diberi keistimewaan oleh Allah SWT untuk menjalani hidup tanpa didampingi orang tua kandung. Padahal sebagaimana anak – anak yang lain, mereka memerlukan perhatian dan kasih sayang yang seharusnya didapatkan oleh anak dari orang tuanya untuk dapat tumbuh dan berkembang sampai bisa hidup mandiri.

Ayah dan ibu, adalah dua orang yang seharusnya ada dan membesarkan anak-anaknya. Ketidakadaan orang tua artinya sang anak kehilangan dua orang yang paling berarti dalam hidup mereka dan kehilangan kasih sayang yang seharusnya didapatkan.

Sebenarnya apa pentingnya kasih sayang untuk seorang anak? Mengapa kita dilarang menghardik anak yatim? Seorang anak yatim tentunya sudah merasakan sedih yang berulang selama hidupnya karena setiap hari merasakan tidak memiliki orang tua. Menghardiknya akan membuat sang anak semakin terpuruk dalam kesedihan. Selain itu, hardikan tersebut membuat sang anak merasa dibenci. Sedangkan seorang anak harus tumbuh dalam suasana penuh kasih sayang juga dukungan untuk bisa mengembangkan rasa aman, rasa diterima, yang akan menjadi bahan untuk rasa percaya diri.

Keberadaan anak yatim ini menjadi tanggung jawab bersama. Kita diberikan tugas untuk menghilangkan kesedihan mereka, membahagiakan dan memberikan apa yang mereka butuhkan agar mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan selayaknya. Agar mereka bisa menjadi generasi penerus yang dapat memberikan kontribusi bagi kehidupan. Oleh karena itulah Islam memberikan motivasi melalui Rasulullah SAW dengan mengistimewakan orang-orang yang mencintai anak yatim. Bahkan beliau mencontohkan dengan memelihara anak yatim di dalam rumahnya.

Kaum dhuafa juga adalah orang-orang yang harus kita kasih sayangi. Mereka memerlukan bantuan, dukungan dan pembimbingan untuk dapat menjalani hidup dengan lebih nyaman dan lebih baik. Hal ini dimaksudkan agar dalam kesulitan ini mereka bisa menjalaninya dengan sabar dan tetap berbahagia serta mendukung mereka meningkatkan kondisi perekonomiannya.
   

Perintah Allah SWT dan Rasul-Nya

Ketika anak-anak kita bertanya, mengapa kita harus membantu anak yatim dan dhuafa? Maka biarlah mereka memahami bahwa ini adalah perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, serta jalan bersyukur buat sang anak yang masih merasakan kasih sayang orangtua dan kecukupan harta.

Sebagai orangtua, maka kita patut mengajarkan bahwa dalam kehidupan pasti ada kesulitan selain kemudahan. Kita ajarkan bagaimana berempati ketika orang lain mengalami kesusahan. Ceritakan pula bahwa suatu saat kita juga akan mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuan orang lain.

Bila kita rajin membantu, maka Allah akan memudahkan, sesuai hadits dari Abu Hurairah ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menghilangkan (kesulitan seorang mu'min di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat”.

Cinta anak yatim dan dhuafa bisa dalam berbagai bentuk. Bentuknya bisa dengan memberikan sebagian yang dimiliki, sebagian yang didapat, baik uang ataupun barang untuk diberikan pada anak yatim dan dhuafa. Bahkan bila memungkinkan, seperti contoh Rasulullah SAW mengajak anak yatim untuk menjadi bagian dari keluarga. Anak juga perlu dikenalkan tentang harus bersikap lemah lembut kepada anak yatim, dan tentunya sikap dan tindakan kita sebagai contoh yang dapat ditiru oleh mereka.


Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak
  • QS. Al-Hadid: 18





CINTA YATIM
.
Rasulullah SAW bersabda,
"Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya” (HR. Bukhari)
.
Seseorang yang menanggung anak yatim dan juga mengasihi anak yatim, maka akan dilembutkan hatinya oleh Allah SWT dan dicukupi kebutuhan setiap harinya. Sebab seseorang yang mengasihi anak yatim maka akan menjadi figur orangtua untuk anak yatim tersebut.
.
Kasih sayang yang dicurahkan pada anak yatim akan melembutkan hati sebab kekerasan hati manusia hanya berasal dari akhlak yang buruk seperti kikir, dusta, dengki dan sebagainya.





.
Ini ganjaran kenikmatan dari Allah bagi anda yang cinta anak yatim

Dalam Islam, menyayangi anak yatim perbuatan yang mulia. Bahkan ada 23 kali Allah SWT berfirman dalam Alquran tentang anak yatim. Allah SWT menjanjikan ganjaran pahala yang banyak bagi orang yang menyantuni anak-anak yatim.

1. Melipatgandakan pahala.

Setiap orang yang memberikan perhatian dan berbuat baik kepada anak-anak yatim sekalipun sebesar zarrah akan mendapatkan pahala yang besar. 

"Dan jika ada kebijakan sebesar zarrah niscaya Allah akan melipatgandakan dan memberikan dari sisiNya pahala yang besar." (An-Nisaa:40).

2. Dimuliakan dan dilapangkan rezeki.

Hal ini dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Fajr ayat 15-17.

"Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakanNya dan diberinya kesenangan, maka dia berkata, 'Tuhanku telah memuliakanku'. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, 'Tuhanku menghinaku'. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim."

3. Termasuk benar iman dan takwanya.

Orang yang menyayangi dan menyantuni anak yatim akan dimasukkan Allah ke dalam golongan orang-orang yang benar imannya dan bertakwa.

"Dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Al Baqarah: 177).

4. Minum dari mata air surga.

Semua orang Islam yang baik kepada anak yatim akan diberikan kenikmatan oleh Allah dengan dapat meminum air dari mata air dalam surga.

"Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebijakan minum dari gelas (Berisi minuman) yang campurnya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan." (Al-Insan: 5-6,8).

5. Termasuk golongan beriman kepada Allah.

Orang yang menyayangi dan berbuat baik kepada anak yatim dimasukkan ke dalam golongan orang yang beriman kepada Allah.

"Atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat atau orang miskin yang sangat fakir. Mereka (orang-orang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan." (Al-Balad: 13,14 dan 18).

Itulah manfaatnya ketika bisa menyayangi dan menyantuni anak yatim. Semoga kita tidak pernah bosan untuk terus memberikan perhatian kepada anak yatim. 





.

YUK RUTINKAH SEDEKAH MEMBANTU ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN AL IKHLAS HAMZAN WADI – BATAM YANG MEMBUTUHKAN ULURAN TANGAN BANYAK PIHAK



DONASI ANAK YATIM
PANTI ASUHAN AL-IKHLAS HAMZANWADI

Bank SYARI’AH MANDIRI  038-002-4491
a/n. KETUA YAYASAN DAARURRAHMAN BARELANG

Bank BNI  012-512-4742
a/n. KETUA YAYASAN DAARURRAHMAN BARELANG
Alamat :Jln Brigjend. Katamso
RT. 03/RW.VI KSB. Sei.Lekop, Pulau Batam, Kepri (Kepulauan Riau) – Indonesia

Hp.081364730336 / 085977883274







Anak yatim, yatim, piatu, panti asuhan, orphan, orphanage, sayang anak, anak panti, anak terlantar, sunnah rasul, teladan rasul, al quran, sunnah nabi, teladan nabi, dhuafa, Sedekah, shodaqoh, infak, infaq, barelang, batam, hadits, perintah nabi,